Thursday, March 14, 2013

Dimana Akhir Kisah Itu

Pagi itu, mentari bersinar dengan indahnya. Udara tidak terlalu panas, dan tidak pula hujan. Hari itu pula gadis itu sembuh dari batuk yang dideritanya selama dua minggu. Sebut saja namanya Anti. Anti seorang gadis remaja yang saat itu masih duduk di bangku kuliah pada semester 4. Dia seorang anak yang pemalu, pendiam, ramah dan baik hati. Hari itu, Anti telah membuat janji dengan seorang sahabatnya yang meminta tolong untuk ditemeni belanja ke sebuah Mall dekat kota mereka kuliah. Namun, di lain hal Anti juga telah berjanji pada seorang kenalannya di facebook untuk bertemu hari itu juga. Tanpa banyak pikir, Anti menepati janji-janji tersebut. Dimana ia membagi waktu hari itu dengan adil.

Setelah usai menemani sahabatnya belanja, Anti pun tidak sabar untuk bertemu kenalannya tersebut. Sesuai janji yang telah disepakati, akhirnya Anti menjumpai kenalannya itu di tempat yang telah di sepakati. Sesampainya di tempat tersebut, tanpa basa-basi Anti pun menegur seorang pria dengan kaos panjang berwarna hitam dengan wajah di tutup helm. Syukurnya, ia tidak salah orang. Tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika saat itu ia salah orang. Friza, sapahnya lirih sambil menghentikan motornya tepat di hadapan pria itu. Dan pria itu langsung membuka helmnya dengan ekspresi wajah yang cukup terkejut. Dengan diawali jabatan tangan dan tanpa banyak bicara, Anti mengajak pria tersebut ke kontrakannya karena Anti telah berjanji padanya memasakan sebuah masakan khas buatannya saat ketemu nanti. Sebut saja nama masakan tersebut “Bakso semur jagung muda”, masakan andalannya sejak bisa memasak.

Singkat perjalanan, sampailah mereka di kontrakan Anti. Anti mempersilahkan Friza untuk masuk dan duduk di ruang depan sambil menonton tv, sementara dia mengambilkan makanan yang telah dimasaknya sebelum pergi menemani temannya belanja ke Mall. Tidak terlalu banyak basa-basi saat itu, dan Anti pun mempersilahkan Friza memakan makanan buatannya tersebut. Ini untuk pertama kalinya masakan Anti di makan oleh seorang pria yang baru di kenalnya, sedangkan temannya saja belum tentu mau memakan masakan buatannya. Di selah-selah menikmati makanan tersebut, Friza berkomentar tentang rasa dan kenikmatan makanan itu. Anti tidak habis pikir, kalau makanannya bisa sesempurna dan sesuai dengan lidah Friza. Secara perlahan Friza pun menghabiskan makanan tersebut, Anti merasa legah karena janjinya selama ini telah tertepati. Pertemanan di facebook yang telah berlangsung sejak Januari 2011 tersebut, akhirnya dengan kesabaran bisa bertemu di April 2012.

Namun, pertemuan itu tidak berakhir sampai disitu. Ada banyak janji-janji yang mereka buat sejak awal perkenalan tersebut, dan janji-janji itulah yang membuat mereka menjadi lebih dekat layaknya seorang kekasih. Walaupun sebenarnya mereka bukan sepasang kekasih, hanya sosok yang saling melengkapi dan mengerti satu sama lain. Keluguhan hati Anti yang selama ini tersakiti oleh seseorang yang di sayanginya, secara perlahan terobati karena kedekatannya dengan Friza. Baginya Friza lah sosok terindah yang selama ini ia nantikan. Awalnya Anti hanya menganggap pertemannya dengan Friza, tidak berbeda dengan pertemannya dengan teman-teman pria yang lain. Tapi kebaikan dan waktu yang Friza berikan sejak awal pertemuan tersebut, membuatnya mengagumi Friza secara lebih dan berharap ialah yang akan mendampinginya kelak.

Hampir 6 bulan Anti mengenal Friza, cukup banyak kebahagiaan yang ia rasakan saat bersama Friza. Harapan-harapannya terhadap Friza pun semakin banyak, dan ingin rasanya harapan itu terkabul saat itu. Tapi kenyataan tidak sesuai harapan, cukup banyak wanita yang lebih cantik dari dirinya yang juga mengharapkan Friza. Bahkan mantannya Friza, juga sering mencari tahu siapa saja wanita yang saat ini dekat dengannya. Anti tidak cukup leluasa menahan perasaannya, ia mencoba memberontak dan tidak ingin di ganggu oleh mantan kekasihnya Friza. Sejak saat itu juga, kedekatannya dengan Friza mulai merenggang. Terlebih teman yang telah dianggapnya sebagai adik, juga memiliki rasa yang sama. Teman Anti juga menyayangi Friza, dan hal itu cukup membuatnya bersedih dan mengalah. Dia lebih mementingkan kebahagiaan temannya tersebut, daripada kebahagiaannya.

Hampir sebulan Anti tidak berkomunikasi dengan Friza, dan tanpa sepengetahuan nya seorang teman dekatnya saat SMP, berhasil menemukan dia dengan Friza di awal tahun 2013. Seorang teman yang pada akhirnya menjalin hubungan serius dengan Friza. Hal yang benar-benar tidak pernah ada dalam benaknya selama ini. Tidak dapat di pungkiri kalau rasa di hati Anti masih sama, walau apapun yang telah terjadi. Hanya saja saat pertemuan itu, Anti mencoba untuk lebih banyak diam dan menghindar dari Friza. Tapi pertemuan tersebut, membuat Anti kembali berpikir tentang Friza. Sosok yang selama ini telah memberi keindahan yang tidak pernah ia dapatkan. Komunikasi itu di mulai kembali, tapi kedekatan saat ini tidak sama dengan kedekatan sebelumnya. Segala hal yang Anti rasakan, ia beritahu ke Friza dalam bentuk bait-bait puisi. Anti tidak peduli apakah Friza memahami kalimat dari tiap bait-bait puisi tersebut. Baginya, inilah yang terbaik untuk mengobati kesedihan hatinya selama ini. Anti berharap Friza bisa mengerti, walau bukan dialah yang di pilih Friza sebagai pelabuhan terakhir hatinya.

Anti cukup senang bisa mengenal sosok Friza. Sosok yang mampu membuatnya merasakan cinta yang selama ini tidak pernah ia rasakan, sosok yang mampu membuatnya menangis karena keindahannya, sosok yang membuatnya menitipkan beribu harapan pada hujan, sosok yang selalu di sayangi hati dan sosok yang tidak pernah ia ketahui seperti apa cara berpikirnya. Saat ini Anti hanya mencoba meyakinkan hatinya pada satu hal, bahwa cinta Allah adalah cinta yang hakiki dan ia percaya Allah akan mengirimkan seorang pangeran untuk menyayangi, melindungi dan menuntunnya ke jalan Allah. Seorang pangeran dengan cinta di hatinya, cincin di tangannya dan ijab di mulutnya. Dia berharap, pangeran tersebutlah yang akan menjadi sosok yang terbaik dan terindah. Walau saat ini hatinya memilih Friza, dan belum terbiasa mengalihkan pikiran dan perasaannya dari bayang-bayang Friza.

0 comments:

Post a Comment

 

Nuna Widya Template by Ipietoon Cute Blog Design