Setelah menunggu sekian lama dan tak tau harus menghubungi
siapa, akhirnya terjawab sudah kegelisahan itu. Siang itu, tepat pukul 14.45
wib tiba-tiba ada tiga nomor baru yang masuk ke handphone. Dua nomor dari
asosiasi telkomsel dan yang satu nya lagi terlihat seperti nomor telepon rumah
atau kantor. Berhubung lagi punya paket nelpon gratis, jadi dengan rasa
penasaran satu persatu nomor handphone tersebut saya hubungi.
Tut.....tut.....tut......tut.......
Hallo, maaf dengan siapa? Ia kak, kami dari kantor pos
flamboyan mau memberitahukan kalau paket kakak sudah sampai kemarin sore,
berhubung kendaraan kami rusak dan tidak sempat mengantarnya langsung ke alamat
kakak akhirnya paketnya kami titip ke agen pos terdekat yang berada di dekat
pasar tempat anda tinggal. Lalu setelah pak pos selesai menjelaskan, tiba-tiba
saya tanya yang menerima atas nama siapa pak? Nita kak, petugas yang ada di
kantor agen pos (sesuai dengan informasi
yang ada di website www.posindonesia.ac.id).
Oke terimakasih pak, tolong kirim alamat lengkap dan nomor handphone yang
bersangkutan pak. Terimakasih infonya (langsung
menutup teleponnya)
Ting-ting..... ting-ting.....
Satu pesan di terima dari nomor yang baru saja saya telepon,
kebetulan saat itu saya sedang menghubungi nomor handphone yang satu lagi yang
ternyata itu nomor anaknya pak pos dan setelah mengakhiri telepon dengan
sebelumnya mengucapkan terimakasih sama seperti sebelumnya saya langsung membuka
isi pesan tersebut yang berbunyi:
“Ini kak alamatnya, agen pos indonesia disamping kantor desa dekat pasar
kasikan penerima atas nama nita, kantornya sebelum bank agro, nomor handphone
082382xxxxxx”
Karena sudah tak sabar ingin segera melihat isi paketnya,
tanpa menelpon pihak agen pos, saya langsung bersiap-siap dan meluncur kesana dengan
si blue (bebek antik saya) dan
sepuluh menit setelah itu saya sudah sampai di depan kantor kepala desa dan
berhenti tanpa aba-aba sambil lihat kiri kanan cari bacaan tulisan “AGEN POS
INDONESIA” yang ternyata tu tulisan tepat di depan saya hanya saja terhalang
oleh papan nama toko yang berada sebelum kantor tersebut lalu dengan perlahan
menuju kantor agen pos sambil berkata-kata dalam hati
(Begitu besarnya papan nama agen pos indonesia ini dan sudah 23 tahun
tinggal disini dan terlalu sering lewat jalan ini, tapi kok baru sekarang tau
kalau disini ada agen pos indonesia. Terlihatkan betapa begoknya saya selama
ini, dan gak terlalu open sama sekitar.)
Sambil memarkirkan motor, ternyata disana sedang ada
bapak-bapak dengan anaknya yang sepertinya masih seumuran anak sekolah dasar
tapi gak tau tepatnya kelas berapa, sepertinya sedang kirim uang lewat wessel (saya yakin kalian tau apa yang saya maksud)
dan disana juga ada seorang pria berseragam rapi dengan kemeja warna biru dan
celana kain berwarna hitam sedang duduk santai sambil memandangi saya tanpa
kedip, seragam nya macam kurir pos gitu yang pandangannya macam sedang ngelihat
artis ibu kota yang terkenal dan banyak fans nya gitu sambil dalam hati saya
ngomong (ini pak posnya), lalu dengan
memberanikan diri saya bertanya kepada beliau, “Ini kantor agen pos kasikan kan
pak? “ setelah itu dia jawab ia, lalu bertanya mau ngapain? Lah wong
jelas-jelas itu kantor pos kok di tanya mau ngapain, dengan senang hati saya
jawab “Ngambil paket pak” oh, sudah dikabari tadi? Berhubung beliau nanya nya
kayak gitu, tanpa rasa bersalah aku pun ngejawab kayak gini “sudah pak, kan
tadi bapak yang nelpon. Bapak kurir dari kantor pos flamboyan kan?”
hahaha......... ngakak kalau ingat kejadian itu, lalu beliau jawab “bukan, saya
pegawai kantor bank agro. Kalau mau nanya paket, sama mbak yang itu.”
Yeeeeaaaaayyyyy..............
Rasanya kayak ketusuk duri tapi duri nya gak nampak, mau
tutup muka tapi gak tau mau ditutupin pakai apa. Malu, malu saya malu pak. Akhirnya
saya langsung bertanya ke kakak yang ada di dalam ruangan dengan pintu tertutup
dan kami dibatasi dengan besi, kayak lagi jenguk orang yang sedang di penjara
sambil ngomong “kak ngambil paket atas nama widya”, nah cowok berseragam rapi
yang tadinya cuma duduk tiba-tiba berdiri dan menghampiri saya lalu nanya “Itu
buku ya?” dengan senyum termanis saya jawab “Ia pak, buku antologi” darimana
bukunya? “Dari Bandung pak, ini nama penerbitnya (sambil nunjukin identitas pengirimnya yang kebetulan cuma tertera nama
penerbit dan nomor handphonenya)”
Lalu setelah itu, saya disuruh tanda tangan sebagai bukti
kalau paketnya sudah di ambil dan setelahnya langsung cus pulang ke rumah.
NB: Ayo silahkan beli buku “My Last” antologi cerita mini
dari beberapa penulis yang merupakan orang-orang yang karya nya lulus seleksi
dalam lomba menulis cerpen tema “Cinta Monyet” dan buku “Third Moment” antologi
puisi yang juga dari beberapa penulis yang karya nya lulus seleksi dalam lomba
menulis puisi dengan tema yang sama di terbitkan oleh penerbit indi yang berada
di Bandung yaitu Ellunar Publisher, dan masih ada 8 buku lagi untuk tema ini, 6
buku antologi cerita mini dan 2 buku antologi puisi. Order langsung menghubungi
Penerbit Ellunar dengan cara ketik sms: NAMA, KODE BUKU, JUMLAH, ALAMAT. Kirim
ke 085659314144
Facebook: Penerbit Ellunar
Fanspage: Penerbit Ellunar Official
0 comments:
Post a Comment