Friday, March 6, 2015

Buku Antologi Pertama

Setelah menunggu sekian lama dan tak tau harus menghubungi siapa, akhirnya terjawab sudah kegelisahan itu. Siang itu, tepat pukul 14.45 wib tiba-tiba ada tiga nomor baru yang masuk ke handphone. Dua nomor dari asosiasi telkomsel dan yang satu nya lagi terlihat seperti nomor telepon rumah atau kantor. Berhubung lagi punya paket nelpon gratis, jadi dengan rasa penasaran satu persatu nomor handphone tersebut saya hubungi.

Tut.....tut.....tut......tut.......
Hallo, maaf dengan siapa? Ia kak, kami dari kantor pos flamboyan mau memberitahukan kalau paket kakak sudah sampai kemarin sore, berhubung kendaraan kami rusak dan tidak sempat mengantarnya langsung ke alamat kakak akhirnya paketnya kami titip ke agen pos terdekat yang berada di dekat pasar tempat anda tinggal. Lalu setelah pak pos selesai menjelaskan, tiba-tiba saya tanya yang menerima atas nama siapa pak? Nita kak, petugas yang ada di kantor agen pos (sesuai dengan informasi yang ada di website www.posindonesia.ac.id). Oke terimakasih pak, tolong kirim alamat lengkap dan nomor handphone yang bersangkutan pak. Terimakasih infonya (langsung menutup teleponnya)

Ting-ting..... ting-ting.....
Satu pesan di terima dari nomor yang baru saja saya telepon, kebetulan saat itu saya sedang menghubungi nomor handphone yang satu lagi yang ternyata itu nomor anaknya pak pos dan setelah mengakhiri telepon dengan sebelumnya mengucapkan terimakasih sama seperti sebelumnya saya langsung membuka isi pesan tersebut yang berbunyi:

Ini kak alamatnya, agen pos indonesia disamping kantor desa dekat pasar kasikan penerima atas nama nita, kantornya sebelum bank agro, nomor handphone 082382xxxxxx

Karena sudah tak sabar ingin segera melihat isi paketnya, tanpa menelpon pihak agen pos, saya langsung bersiap-siap dan meluncur kesana dengan si blue (bebek antik saya) dan sepuluh menit setelah itu saya sudah sampai di depan kantor kepala desa dan berhenti tanpa aba-aba sambil lihat kiri kanan cari bacaan tulisan “AGEN POS INDONESIA” yang ternyata tu tulisan tepat di depan saya hanya saja terhalang oleh papan nama toko yang berada sebelum kantor tersebut lalu dengan perlahan menuju kantor agen pos sambil berkata-kata dalam hati
(Begitu besarnya papan nama agen pos indonesia ini dan sudah 23 tahun tinggal disini dan terlalu sering lewat jalan ini, tapi kok baru sekarang tau kalau disini ada agen pos indonesia. Terlihatkan betapa begoknya saya selama ini, dan gak terlalu open sama sekitar.)

Sambil memarkirkan motor, ternyata disana sedang ada bapak-bapak dengan anaknya yang sepertinya masih seumuran anak sekolah dasar tapi gak tau tepatnya kelas berapa, sepertinya sedang kirim uang lewat wessel (saya yakin kalian tau apa yang saya maksud) dan disana juga ada seorang pria berseragam rapi dengan kemeja warna biru dan celana kain berwarna hitam sedang duduk santai sambil memandangi saya tanpa kedip, seragam nya macam kurir pos gitu yang pandangannya macam sedang ngelihat artis ibu kota yang terkenal dan banyak fans nya gitu sambil dalam hati saya ngomong (ini pak posnya), lalu dengan memberanikan diri saya bertanya kepada beliau, “Ini kantor agen pos kasikan kan pak? “ setelah itu dia jawab ia, lalu bertanya mau ngapain? Lah wong jelas-jelas itu kantor pos kok di tanya mau ngapain, dengan senang hati saya jawab “Ngambil paket pak” oh, sudah dikabari tadi? Berhubung beliau nanya nya kayak gitu, tanpa rasa bersalah aku pun ngejawab kayak gini “sudah pak, kan tadi bapak yang nelpon. Bapak kurir dari kantor pos flamboyan kan?” hahaha......... ngakak kalau ingat kejadian itu, lalu beliau jawab “bukan, saya pegawai kantor bank agro. Kalau mau nanya paket, sama mbak yang itu.”

Yeeeeaaaaayyyyy..............
Rasanya kayak ketusuk duri tapi duri nya gak nampak, mau tutup muka tapi gak tau mau ditutupin pakai apa. Malu, malu saya malu pak. Akhirnya saya langsung bertanya ke kakak yang ada di dalam ruangan dengan pintu tertutup dan kami dibatasi dengan besi, kayak lagi jenguk orang yang sedang di penjara sambil ngomong “kak ngambil paket atas nama widya”, nah cowok berseragam rapi yang tadinya cuma duduk tiba-tiba berdiri dan menghampiri saya lalu nanya “Itu buku ya?” dengan senyum termanis saya jawab “Ia pak, buku antologi” darimana bukunya? “Dari Bandung pak, ini nama penerbitnya (sambil nunjukin identitas pengirimnya yang kebetulan cuma tertera nama penerbit dan nomor handphonenya)”

Lalu setelah itu, saya disuruh tanda tangan sebagai bukti kalau paketnya sudah di ambil dan setelahnya langsung cus pulang ke rumah.

NB: Ayo silahkan beli buku “My Last” antologi cerita mini dari beberapa penulis yang merupakan orang-orang yang karya nya lulus seleksi dalam lomba menulis cerpen tema “Cinta Monyet” dan buku “Third Moment” antologi puisi yang juga dari beberapa penulis yang karya nya lulus seleksi dalam lomba menulis puisi dengan tema yang sama di terbitkan oleh penerbit indi yang berada di Bandung yaitu Ellunar Publisher, dan masih ada 8 buku lagi untuk tema ini, 6 buku antologi cerita mini dan 2 buku antologi puisi. Order langsung menghubungi Penerbit Ellunar dengan cara ketik sms: NAMA, KODE BUKU, JUMLAH, ALAMAT. Kirim ke 085659314144
Facebook: Penerbit Ellunar
Fanspage: Penerbit Ellunar Official

0 comments:

Post a Comment

 

Nuna Widya Template by Ipietoon Cute Blog Design