Sempat terlintas di pikiran ku untuk mengenal mu lebih dekat, jauh
sebelum kita saling mengenal kala itu. Sosok mu yang terlihat berbeda dari pria
kebanyakan, mampu membuatku terpesona dan jatuh hati padamu. Aaaaaahhhh…… Pertanda
apa ini? Tak mungkin remaja seusia ku kala itu telah merasakan getaran cinta
yang seharusnya aku rasakan saat ini. Ntah lah, aku juga tak tau ada apa dengan
hatiku saat itu.
Awal aku mengenalmu berawal dari pandangan pertama yang terjadi
saat aku berkunjung ke kelas mu untuk bertemu dengan teman dekatku, disana aku
menemukan sosok tampan dan senyum manis dari bibirmu. Bukan apa-apa, dari
begitu banyaknya murid seangkatan kita baru kamu yang terlihat berbeda dan
mampu memikat perasaan ku. Kau terlihat begitu tampan, kulitmu yang putih dan
postur tubuh mu yang tinggi semampai membuatku ingin rasanya memilikimu. Tapi
semua itu mustahil. Sangat…. Sangat…… mustahil. Aku tak cukup leluasa untuk
bisa mengatakannya, sedang untuk berkenalan pun aku ragu dan cukup malu padahal
kita berada di barisan kelas yang sama, hanya terpisah kan dengan satu kelas
dan kita tak pernah saling sapa atau mencoba untuk saling kenal. Mungkin karena
kamu tak tertarik dengan ku dan aku yang terlalu malu untuk berkenalan
denganmu.
Suatu hari, aku menceritakan hal ini kepada teman dekatku,
berharap ia menyampaikan nya ke kamu dan apa yang ku harapkan pun terjadi.
Kamu mencari tahu tentang ku, tapi dengan cara yang salah. Tidak
seperti yang ku impikan. Kamu dengan segerombolan teman se-genk mu, yang
kebetulan di takuti oleh murid-murid yang lain, tepat pada waktu jam istirahat
memasuki ruangan kelas ku yang kebetulan di kelas terdapat cukup banyak teman yang
memanfaatkan waktu istirahatnya dengan membaca buku atau bermain di dalam
kelas. Spontan jantung ku terasa ingin lepas dari tempatnya, dan dengan cepat
kaki ku mengambil langkah untuk berlari keluar sebelum kamu menanyakan nama ku.
Sesampainya aku di luar, terdengar suara teman mu yang menanyakan nama ku dan
salah seorang teman pun memberitahukan bahwa aku baru saja.
Yaaaaahhhhh…….. selamat lah aku saat itu!!
Tapi kejadian kala itu, tak membuatku berhenti untuk mengenal mu.
Dengan memberanikan diri, aku pun meminta tolong kepada teman dekat ku untuk
meminta nomor hp mu (kebetulan alat canggih ini sudah ada saat zaman aku SMP)
dan Alhamdulillah kamu memberikannya. Saat itu aku hanya berfikir dua hal
tentang mu, pertama mungkin kamu penasaran dengan ku dan yang kedua mungkin
kamu ingin menyampaikan untuk berhenti mengagumimu dan jawaban sebenarnya ada
pada pemikiran yang pertama.
Aku sempat tak percaya kamu menjadi penasaran seperti itu, yah
walaupun saat kita smsan kamu masih bersikap kaku dan membalas secara singkat
setiap pesan ku. Tapi akhirnya, kita pun mencoba untuk bertemu dan berkenalan
secara langsung. Namun, pada saat perkenalan itu aku menunjuk teman ku untuk
menggantikan posisiku dan kamu pun mulai tertarik dengannya. Semua salah ku,
sejak awal tak pernah berusaha untuk memberitahukan bagaimana aku sebenarnya,
bukan karena aku merasa tak cukup cantik untuk bisa bersamamu tapi karena aku
ingin tahu seperti apa kamu sebenarnya. Karena itulah aku menyuruh teman ku
untuk menyamar menjadi diriku sampai waktu yang tepat dimana aku harus jujur
siapa aku sebenarnya.
Seminggu setelah perkenalan itu, kamu dan teman ku pun jadian.
Meski awalnya terasa sakit, tapi dengan begitu aku jadi lebih tahu seperti apa
kamu menyikapi sebuah perasaan. Tapi semua tak berjalan cukup lama, teman ku
tak cukup kuasa untuk membuatku merasakan sakit yang terlalu lama dan
berpura-pura menjadi diriku. Semuanya pun terbongkar!! Kamu marah dan memilih
untuk tidak mengenaliku, bahkan kita yang sebelumnya sering smsan, sejak kejadian
itu memilih untuk lost contac. Hmmmmm…. Mungkin kamu benar-benar merasa
terkhianati. Tapi, kamu tak pernah mencoba ingin tahu bagaimana sebenarnya
hatiku saat itu. Ia lebih sakit dari pengkhianatan yang kamu rasakan.
Cukup lama rasa ini bertahan dalam hatiku, sampai aku menemukan
sosok lain yang serupa dengan mu. Yaaahh….. walaupun kemarahan mu tak bertahan
cukup lama, tapi karena kita telah berjanji untuk menjadi teman dekat perlahan
rasa itu pun ku tinggalkan jauh ke dalam lubuk hatiku. Tapi aku senang, aku
bisa menyampaikan nya kembali tepat pada waktu yang aku harapkan. Saat ini!!
Saat dimana kita telah mampu menyikapi nya secara dewasa, tepat saat rasa itu
tak begitu istimewa lagi dan tepat saat kamu memilih aku menjadi tempat untuk
berbagi kisah tentang hidup mu, hubungan mu dan perjalanan karir mu saat ini.
Biarlah semua kisah yang pernah terjadi saat di bangku SMP dulu menjadi rasa
yang tertinggal. Karena aku juga telah nyaman dengan hubungan kita saat ini.
Jauh dari apa yang ku bayangkan, disinilah aku bisa lebih leluasa mengenalimu.
Kamu yang dulu pernah membuat hatiku terpesona, sekarang mampu
membuatku merasa istimewa. Kamu yang dulu pernah merasa terkhianati olehku,
sekarang merasa terlengkapi dengan hadirku. Dan kamu yang dulu begitu tampan,
sekarang terlihat begitu sangat rupawan. Biarlah rasa itu tertinggal, asal aku
selamanya bisa seperti ini denganmu. Bukan dengan memilikimu tapi menjagamu
sebagai sahabatku, dimana hubungan ini jauh lebih berarti dari hubungan
berpacaran. Tetap lah tenang disini, di lingkaran persahabatan kita. Kisah ini
tak akan pernah berakhir, walau kisah yang dulu telah berakhir.
0 comments:
Post a Comment